Putus sekolah bukan merupakan salah satu
permasalahan pendidikan yang tak pernah berakhir. Masalah ini telah berakar dan
sulit untuk dipecahkan penyebabnya, tidak hanya karena kondisi ekonomi, tetapi
ada juga yang disebabkan oleh kekacauan dalam keluarga, dan lain-lain. Hal ini
juga dialami oleh beberapa anak di Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen. Oleh
karena itu penulis ingin mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang sebab-sebab
anak putus sekolah.
Pembahasan ini
berjudul “Anak Putus Sekolah Secara umum masalah utamanya adalah kondisi
ekonomi keluarga yang kurang mendukung. Sebagian lagi adalah faktor keluarga
yang menyebabkan anak- putus sekolah. Adapun orang tua dan masyarakat dalam
menghadapi anak putus sekolah ada dua yaitu upaya pencegahan dan upaya
pembinaan.
Upaya pencegahan
dilakukan sebelum putus sekolah dengan mengamati, memperhatikan
permasalahan-permasalahan anak-anak dan dengan menyadarkan orang tua akan
pentingnya pendidikan demi menjamin masa depan anak serta memberikan motivasi
belajar kepada anak. Adapun upaya pembinaan yang dilakukan adalah dengan
mengajarkan nilai-nilai keagamaan dan sosial kemasyarakatan kepada anak, serta
memberikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya supaya anak disibukkan
serta dapat menghindarinya dari pikiran yang menyimpang.
Pengertian Anak Putus
Sekolah
Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran
karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak
terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak.
Undang – Undang nomor 4 tahun 1979, anak terlantar diartikan sebagai anak
yang orang tuanya karena suatu sebab, tidak mampu memenuhi kebutuhan anak
sehingga anak menjadi terlantar.
Menurut Undang – Undang nomor 23 tahun 2002 bahwa anak terlantar yakni anak
yang kebutuhannya tidak terpenuhi secara wajar, baik kebutuhan fisik, mental,
spiritual maupun sosial.
Menurut Departemen Pendidikan di Amerika Serikat (MC Millen Kaufman, dan
Whitener, 1996) mendefinisikan bahwa anak putus sekolah adalah murid yang tidak
dapat menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid yang
tidak tamat menyelesaikan program belajarnya.
B. Hak Anak Akan Pendidikan
Pendidikan merupakan hak yang sangat fundamental bagi anak. Hak wajib dipenuhi
dengan kerjasama paling tidak dari orang tua siswa, lembaga pendidikan dan
pemerintah. Pendidikan akan mampu terealisasi jika semua komponen yaitu orang
tua, lembaga masyarakat, pendidikan dan pemerintah bersedia menunjang jalannya
pendidikan.
Pendidikan itu tanggung jawab semua
masyarakat, bukan hanya tanggung jawab sekolah. Konsekuensinya semua warga
negara memiliki kewajiban moral untuk menyelamatkan pendidikan. Sehingga ketika
ada anggota masyarakat yang tidak bisa sekolah hanya karena tidak punya uang,
maka masyarakat yang kaya atau tergolong sejahtera memiliki kewajiban moral
untuk menjadi orang tua asuh bagi kelangsungan sekolah anak yang putus sekolah
pada tahun ini mencapai puluhan juta anak di seluruh Indonesia.
Pendidikan itu dimulai dari keluarga.
Paradigma ini penting untuk dimiliki oleh seluruh orang tua untuk membentuk
karakter manusia masa depan bangsa ini. Keluarga adalah lingkungan yang paling
pertama dan utama dirasakan oleh seorang anak, bahkan sejak masih dalam
kandungan. Karena itu pendidikan di keluarga yang mencerahkan dan mampu
membentuk karakter anak yang soleh dan kreatif adalah modal penting bagi
kesuksesan anak di masa – masa selanjutnya.
C. Akibat Anak Putus Sekolah
Akibat yang disebabkan anak putus sekolah adalah kenakalan remaja, tawuran
, kebut-kebutan di jalan raya , minum – minuman dan perkelahian, akibat lainnya juga adalah
perasaan minder dan rendah diri.
D. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah.
1) Faktor Internal .
a) Dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi sekolah
karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya,
sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekola.ak dipengaruhi oleh berbagai faktor .Ketidak mampuan ekonomi
keluarga dalam menopang biaya pendidikan yang berdampak terhadap masalah
psikologi anak sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam
pergaulan dengan teman sekolahnya selain itu adalah peranan lingkungan .
b) Karena pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti play
stasion sampai akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas , prestasi di
sekolah menurun dan malu pergi kembali ke sekolah.
c) Anak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.
2) Faktor Eksternal.
a) Keadaan status ekonomi keluarga.
Dalam keluarga miskin cenderung
timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup anak, sehingga
anak sering dilibatkan untuk
membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga merasa terbebani dengan
masalah ekonomi ini sehingga mengganggu kegiatan belajar dan kesulitan
mengikuti pelajaran.
b) Perhatian orang tua
Kurangnya perhatian orang tua
cenderung akan
menimbulkan berbagai masalah. Makin besar anak perhatian orang tua
makin diperlukan , dengan cara dan variasi dan sesuai kemampuan. Kenakalan
anak adalah salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian
orang tua.
c) Hubungan orang tua kurang harmonis
Hubungan keluarga tidak harmonis
dapat berupa perceraian orang tua, hubungan antar keluarga tidak saling peduli,
keadaan ini merupakan dasar anak mengalami permasalahan uyang serius dan
hambatan dalam pendidikannya sehingga mengakibatkan anak mengalami putus
sekolah.
Selain Permasalahan diatas ada factor
penting dalam keluarga yang bisa mengakibatkan anak putus sekolah yaitu
:
1) Keadaan ekonomi keluarga.
2) Latar belakang pendidikan ayah dan ibu.
3) Status ayah dalam masyarakat dan dalam pekerjaan.
4) Hubungan sosial psikologis antara orang tua dan antara anak dengan
orang tua.
5) Aspirasi orang tua tentang pendidikan anak, serta perhatiannya terhadap
kegiatan belajar anak.
6) Besarnya keluarga serta orang – orang yang berperan dalam keluarga.
E. Praktek Pekerjaan Sosial Dengan Anak Dalam Penanganan Anak Putus
Sekolah
Persoalan putus
sekolah merupakan tantangan bagi pekerja sosial. Data dari susenas menyebutkan
ratusan ribu pelajar terancam putus sekolah, mereka berasal dari keluarga
miskin. Anak usia sekolah dari keluarga miskin inilah yang potensial keluar
dari bangku sekolah sebelum mengantongi ijazah.
Dua solusi untuk
menolong anak putus sekolah yang tidak mampu yang baik adalah:
1.
Membangun sekolah rakyat yang baik diperuntukkan bagi anak terlantar dan
tidak mampu. Tidak dipungut biaya apa pun dikarenakan ketidaksanggupan
membiayainya karena kemiskinan di mana pendirian sekolah tersebut seluruhnya
ditanggung pemerintah setempat. Pemerintah setempat memiliki kewajiban
melindungi dengan sikap tegas. Sekolah rakyat tersebut disetarakan dengan SD,
SMP, SMA, dan Universitas yang berkualitas.
2.
Jika negara dan pemerintah setempat tidak sanggup membiayai pembangunan
sekolah bahkan yang sederhana sekali pun, kita, terutama warga negara yang
memiliki uang gaji berlebih seharusnya memberikan sebagian uangnya kepada anak
miskin untuk bersekolah.
A. Kesimpulan
Anak putus sekolah
adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan
orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh
kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak
Pendidikan merupakan
hak yang sangat fundamental bagi anak. Hak wajib dipenuhi dengan kerjasama
paling tidak dari orang tua siswa, lembaga pendidikan dan pemerintah.
Pendidikan akan mampu terealisasi jika semua komponen yaitu orang tua, lembaga
masyarakat, pendidikan dan pemerintah bersedia menunjang jalannya pendidikan
Akibat yang disebabkan
anak putus sekolah adalah kenakalan remaja, tawuran, kebut-kebutan di jalan
raya , minum – minuman dan perkelahian, akibat
lainnya juga adalah perasaan minder dan rendah diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar